Penjelasan Tentang Gliserol (Glicerin)
Gliserol |
Gliserol
1. Pengertian Gliserol
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida dan trigliserida.
Sifat dari
gliserin :
1.
Merupakan
cairan tidak berwarna
2.
Tidak
berbau
3.
Cairan
kental dengan rasa yang manis
4.
Densitas
1,261 g/cm3
5.
Titik
lebur 18,2°C
6.
Titik
didih 290 °C
Gliserol
juga digunakan sebagai penghalus pada krim cukur, sabun, dalam obat batuk dansyrup
atau untuk pelembab (Hart, 1983). Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang
terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap
karbon mempunyai gugus –OH. Gliserol dapat diperoleh dengan jalan penguapan
hati-hati, kemudian dimurnikan dengan distilasi pada tekanan rendah. Pada
umumnya lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa dan bau
yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan
asam lemak bebas. Di samping itu dapat pula terjadi proses oksidasi terhadap
asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak
enak. Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya
akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang
tidak enak atau tengik.
Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau
minyak adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak
manis. Gliserol larut baik dalam air dan tidak larut dalam eter. Gliserol
digunakan dalam industri farmasi dan kosmetika sebagai bahan dalam preparat
yang dihasilkan. Di samping itu gliserol berguna bagi kita untuk sintesis lemak
di dalam tubuh.Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak
adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis,
larut dalam air dan tidak larut dalam eter (Poedjiadi, 2006).
2 Proses Terbentuknya Gliserol
2.1 Pemecahan Lemak (Fat Splitting)
Minyak atau lemak merupakan campuran dari ester-ester
asam lemak dan gliserol yang membentuk gliserida, dan ester-ester tersebut
dinamakan trigliserida. Pada suhu kamar minyak berwujud fase cair, sedangkan
lemak dalam fase padat. Karakteristik trigliserida ditentukan oleh komponen
asam lemak pembentuknya, karena sebagian besar dari komponen trigliserida
adalah asam lemak. Trigliserida yang direaksikan dengan air pada temperatur dan
tekanan tertentu akan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Pemecahan lemak ini
terdiri dari proses twitchell, proses
autoclave batch dan proses kontinu.
1. Proses
Twitchell
Proses
Twitchell adalah proses yang
mula-mula dikembangkan pada splitting. Proses ini masih menggunakan cara yang
sederhana, disebabkan murah serta kemudahan dari instalasi dan operasi. Tetapi
proses ini membutuhkan energi yang besar
dan kualitas produk yang rendah. Proses splitting menggunakan reagen Twitchell
dan H2S sebagai katalis dalam hidrolisis. Reagennya adalah campuran
dari oleic atau asam lainnya dengan naptalen tersulfonasi.
Operasi
terjadi dalam suatu wooden lead-lined, atau tong tahan asam. Kandungan yang
terdiri dari air yang jumlahnya ± ½ dari lemak, H2S 1-2 % dan reagen Twitchell
0,75-1,25 % dipanaskan sampai mendidih pada tekanan atmosfer selama 36-48 jam,
menggunakan steam terbuka. Proses biasanya diulangi dua sampai empat kali, fasa
tiap tahap menghasilkan larutan gliserin dan air. Pada tahap akhir, air
ditambahkan dan campuran dipanaskan kembali hingga mendidih guna mencuci asam
yang tertinggal. Pada periode reaksi yang panjang, steam yang dibutuhkan
menjadi tinggi dan diskolorisasi asam lemak tidak merata sehingga pemakaian
proses ini tidak menguntungkan.
2. Proses
Autoclave Batch
Proses
ini adalah metode komersial yang paling awal untuk hidrolisis umpan minyak /
lemak dengan kualitas yang lebih baik untuk menghasilkan asam lemak yang
warnanya baik (light-colored). Proses ini lebih cepat dibandingkan dengan
proses Twitchell, butuh waktu selama 6-10 jam sampai selesai. Hidrolisis
menggunakan katalis zinc, Mg atau kalsium oksida. Dari semua katalis yang
paling aktif adalah zinc. Sekitar 2-4 % katalis digunakan dan sejumlah dari
serbuk zinc ditambahkan untuk meningkatkan warna dari asam lemak.
Autoclave
merupakan silnder yang tinggi, dengam diameter 1220-1829 mm dan tinggi 6-12 m
dibuat dari alloy yang tahan terhadap korosi (corrosion-resistant alloy) dan
terlindungi secara penuh. Penginjeksian steam menyebabkan terjadinya
pengadukan, meskipun pada beberapa kondisi digunakan mesin pengaduk.
Dalam
operasi, autoclave diisi dengan lemak
dan air yang jumlahnya (sekitar ± ½ dari lemak) dan katalis. Steam dihembuskan
guna menggantikan udara terlarut dan autoclave ditutup. Steam yang digunakan
untuk menaikkan tekanan sampai 1135 kPa dan diinjeksikan secara kontiniu,
sementara sebagian kecil kisi-kisi menjaga agitasi dan tekanan operasi.
Konversi dapat dicapai lebih dari 95% setelah 6-10 jam. Isi dari autoclave
dipindahkan ke tangki, dimana terbentuk asam lemak dibagian atas dan gliserin
pada bagian bawah. Asam lemak yang terbentuk ditambahkan asam mineral untuk
memisahkan kandungan sabun dan selanjutnya dilakukan pencucian kembali guna
memisahkan sisa asam mineral.
3. Proses
Kontinu
Proses
kontinu merupakan proses pemisahan lemak dengan menggunakan suhu dan tekanan
yang tinggi. Proses hidrolisis ini lebih dikenal dengan proses Coltage-Emery,
merupakan metode yang paling efisien dalam hidrolisis lemak. Suhu dan tekanan
tinggi dipergunakan untuk mempercepat waktu reaksi. Aliran counter current
dipenuhkan oleh minyak dan air guna menghasilkan suatu derajat hidrolisis yang
maksimal tanpa memerlukan katalis, tetapi katalis juga dapat digunakan untuk
meningkatkan laju reaksi.
Pada umumnya, lemak atau
minyak tidak terdiri dari satu macam trigliserida melainkan campuran dari
trigliserida. Trigliserida merupakan lipid sederhana dan merupakan cadangan
lemak dalam tubuh manusia.
Reaksi Gliserol |
Trigliserida di atas merupakan trigliserida sederhana karena merupakan trimester yang terbuat dari gliserol dan tiga molekul asam lemak yang sama. Beberapalemak atau minyak menghasilkan satu atau dua ikatan ester akan terputus dan dihasilkan gliserol dan garam dari asam lemaknya. Gliserol juga dapat dihasilkan darireaksi hidrolisa trigliserida yang dilakukan dengan tekanan dan temperatur tinggi.
Reaksi Pembentukan Gliserol |
Dari
reaksi kesetimbangan antara trigliserida dengan air dihasilkan gliserol dan
asam lemak. Oleh sebab itu asam lemak atau gliserol harus segera dikeluarkan
(Ketaren, 1986).
Istilah
gliserol dan gliserin seringkali digunakan secara tertukar. Walaupun demikian,
perbedaan yang tajam antara keduanya sangat terlihat. Gliserol adalah istilah
yang digunakan untuk campuran murni, sedangkan gliserin berhubungan kepada
tingkat komersialnya, terlepas dari kemurniannya. Gliserol alami pada dasarnya
diperoleh sebagai produk samping di dalam produksi asam lemak, ester lemak atau
sabun dari minyak atau lemak. Di Malaysia, gliserol dihasilkan melalui
pemecahan minyak sawit atau minyak inti sawit dengan menggunakan metode berikut
:
1.
Penyabunan
minyak / lemak dengan NaOH untuk membentuk sabun dan
larutan alkali sabun. Larutan alkali sabun yang terbentuk
mengandung 4 -20 % gliserol dan juga diketahui sebagai sweetwater atau
gliserin.
2.
Splitting
atau hidrolisis dari minyak inti sawit dibawah tekanan dan temperature yang
tinggi untukmenghasilkan asam lemak dan sweetwater. Sweetwater ini mengandung
10 – 20 % gliserol.
3.
Transesterifikasi
dari minyak dengan metanol katalis untuk menghasilkan metal ester. Sejak proses
tidak menggunakan air, konsentrasi gliserol lebih
tinggi
Gliserin
merupakan hasil pemisahan asam lemak. Gliserin terutama digunakan dalam
industri kosmetika antara lain sebagai bahan pengatur kekentalan sampo, obat
kumur, pasta gigi, dan sebagainya (Fauzi, 2002). Kadar gliserol, relative
density, refractive index, kadar air, senyawa terhalogenasi, arsenic dan logam
berat adalah parameter-parameter penting yang sering digunakan dalam
perdagangan gliserin juga digunakan untuk menentukan kemurnian dari produk. Ini
merupakan suatu tes yang sulit karena gliserin bersifat sangat higroskopis,
menyerap air dengan cepat dari sekitarnya.
Molekul
gliserol mengandung gugus alkohol primer dan alkohol sekunder yang dapat
mengalami reaksi oksidasi. Pada umumnya gugus alkohol sekunder lebih suka
dioksidasi daripada gugus alkohol primer, sehingga apabila gliserol
dioksidasimaka mula-mula akan terbentuk aldehida dan pada oksidasi selanjutnya
akan membentuk asam karboksilat (asam gliserat atau asam tartronat).
Alkohol dengan paling
sedikit satu hidrogen melekat pada karbon pembawa gugus hidroksil dapat
dioksidasi menjadi senyawa-senyawa karbonil. Alkohol primermenghasilkan
aldehida yang dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat, alkohol
sekunder menghasilkan keton.
Oksidasi Alkohol |
3. Kegunaan Gliserin
3.1 Makanan dan minuman
Gliserin mudah dicerna dan tidak beracun dan bermetabolisme
bersama karbohidrat, meskipun berada dalam bentuk kombinasi pada sayuran dan
lemak binatang. Untuk produk makanan dan pembungkus makanan yang kontak
langsung dengan konsumen,tidak beracun adalah syarat utama. Gliserin, sejak
1959 diakui sebagai satu diantarabahan yang aman oleh Food and Drug
Administration.Kegunaan sebagai :
1.
Pelarut
untuk pemberian rasa (seperti vanilla) dan pewarnaan makanan
2.
Agen
pengental dalam sirup
3.
Pengisi
dalam produk makanan rendah lemak (biskuit)
4.
Pencegah
kristalisasi gula pada permen dan es
5.
Medium
transfer panas pada kontak langsung dengan makanan saat pendinginan cepat
6.
Pelumas
pada mesin yang digunakan untuk pengolahan dan pengemasan makanan
Pada tahun-tahun terakhir, poligliserol dan poligliserol
ester meningkat, Penggunaannya dalam makanan, khususnya mentega dan lemak.
3.2 Obat-obatan dan kosmetik
1 1.
Pada
obat-obatan dan kedokteran gliserin adalah bahan dalam larutan alkohol dan obat
penyakit
2.
Gliserit
pada kanji digunakan dalam selai dan obat salep
3.
Obat
batuk dan obat bius, seperti larutan gliserin-fenol
4.
Pengobatan
telinga dan media pembiakan bakteri
5.
Turunannya
digunakan sebagai obat penenang
6.
Krim
dan lotion untuk menjaga kehalusan dan kelembutan kulit
7.
Bahan
dasar pembentukan pasta gigi, sehingga diperoleh kehalusan, viskositas dan
kilauan yang diinginkan.
3.3 Tembakau
1.
Pada
pengolahan tembakau, gliserin adalah bagian penting dari larutan yang disemprotkan
pada tembakau sebelum daunnya dihaluskan dan dikemas.Dengan pewarna, digunakan
3 % berat tembakau untuk mencegah daun menjadi rapuh dan hancur selama
pengolahan.
2.
Pengolahan
tembakau kunyah untuk menambah rasa manis dan mencegah pengeringan.
3. Bahan pelunak pada
kertas rokok.
3.4 Bahan Pembungkus dan Pengemas
Pembungkus
daging, jenis khusus kertas, seperti glassine dan greasproof memerlukanbahan
pelunak untuk memberi kelenturan dan kekerasan
3.5 Pelumas
1.
Gliserin
dapat digunakan sebagai pelumas jika minyak tidak ada. Ini disarankan untuk
kompresor oksigen karena lebih tahan terhadap oksidasi daripada minyak mineral.
2.
Pelumas
pompa dan bantalan fluida seperti bensin dan benzen
3.
Pada
industri makanan, farmasi dan kosmetik, gliserin digunakan sebagai pengganti
minyak
4.
Textile
oils dalam operasi penenunan dan perajutan pada industri tekstil.
3.6 Lain-lain
Campuran
semen, sabun, detergen, aspal, keramik, pengolahan kayu dan kulit, emulsifier,
jangka, komponen patri.
Gliserin mempunyai peran hampir di setiap industri.
Penggunaan terbesar dari gliserin adalah pada industri resin alkid, dimana ±
35.000 ton/tahun. Industri kertas, dimana gliserin berfungsi sebagai bahan
pelunak adalah pengguna terbesar berikutnya, yaitu 25.000 ton/tahun. Industri
nitrogliserin sebesar 7.500 ton/tahun, tetapi pemasarannya berkurang 25 tahun
terakhir, dengan digantikannyanitrogliserin oleh bahan peledak yang lebih
murah.
4 Proses Pemurnian Gliserin
Gliserin
dialirkan ke kolom destilasi pada tekanan vakum 60 mmHg(Hui,1996). Gliserin
murni daKn uap air akan terpisah. Destilasi ini bertujuan untuk
menghilangkan air dan impuritis lain untuk meningkatkan kemurnian sesuai dengan
karakteristik gliserin komersil(chemical pure) yaitu kemurnian 99%. Selanjutnya gliserin dialirkan ke tangki
bleaching untuk pemucatan warna yaitu dengan menambahkan karbon aktif sebanyak
0.1% dari gliserin yang akan diproses. Proses bleaching dilangsungkan pada
temperatur 85oC-95oC. Selanjutnya karbon aktif dan impuritis dipisahkan
menggunakan sentrifuge sehingga diperoleh produk gliserin dengan kemurnian 99%.
Gliserin CP dikirim ke tangki penyimpanan.
No comments