Penjelasan tentang Fat Splitting
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permintaan akan produk oleokimia yang
sangat tinggi. Hal ini dapat dimaklumi karena produkoleokimia mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan produk petrokimia, seperti harga, sumber yang
dapatdiperbaharui dan produk yang ramah lingkungan.Pada saat ini industri oleokimia masih berbasis
kepada minyak / trigliserida sebagai bahan bakunya. Hal ini terjadikarena secara
umum, para pengusaha masih ragu untuk terjun secara langsung ke industri
oleokimia. Masih sangatjarang dijumpai sebuah industri yang mengolah bahan baku
langsung menjadi bahan kimia tanpa melalui trigliserida.Padahal secara ekonomi
dan teknik, banyak produk dari bahan alami yang bisa diolah langsung dari bahan
nabatitanpa melalui trigliserida.
Bagan Alir
Produksi Oleokimia Secara Umum
|
Dalam makalah ini dibahas empat metode /
proses pemecahan lemak yaitu proses Twitchell, proses autoclave batch, proses
kontinu, dan proses secara ezimatis.
Selain keempat metode pemecahan lemak
diatas,karena keempat metode digunakan pada skala lab,maka untuk skala besar
digunakan metode colgate emery,yaitu dengan memanfaatkan uap dari suhu tunggu
tinggi yaitu 523K dengan tekanan tinggi 5 x 106 dengan kapasitas
produksi 5000 pound/jam,prinsip kerja nya pada proses metode ini hampir sama
dengan proses reaksi dasarnya. Disini dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Proses Metode Colgate Emery
|
BAB IIISI
2.1. Pengertian Lipid dan Lemak
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa
organik yang terdapat dalam alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik
non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietileter. Salah
satu anggota dari golongan lipid ini adalah lemak
yang tergolong dalam lipid netral.
Lemak merupakan sumber energy dalam aktivitas tubuh manusia,
yang bila dioksidasi secara sempurna dalam tubuh menghasilkan 9,3 kalori lemak per 1 gram.
Lemak sebagai bahan pangan dibagi menjadi
2 golongan, yaitu : 1) lemak yang siap dikonsumsi tanpa harus dimasak (edible fat consumed uncooked) misalnya mentega, margarine dan lemak yang biasa digunakan dalam kembang gula, dan 2) lemak yang dimasak bersama bahan pangan atau dijadikan sebagai bahan pengantar panas dalam memasak bahan pangan, misalnya minyak goreng,
shortening dan lemak babi.
Disamping kegunaannya sebagai bahan pangan, lemak juga berfungsi sebagai bahan pembuatan sabun, bahan pelumas (misalnya minyak jarak), sebagai obat-obatan(misalnya minyak ikan), sebagai pengkilat cat (terutama
yang berasal dari golongan minyak mengering).
Produk dunia dari lemak diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya,
kenaikan produk siini terutama disebabkan karena melimpahnya panen biji-bijian sebagai sumber lemak.
SumberLemak
Lemak dihasilkan oleh alam yang dapat bersumber dari bahan hewani atau nabati.
Karena dalam hewan atau tumbuhan itu lemak tersebut berfungsi sebagai cadangan energi. Lemak bias diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, sebagai berikut
:
- Bersumber dari tanaman :
- Biji-bijian palawija : jagung, biji kapas,
kacang, wijen, kedele, bunga matahari.
- Kulit
buah tanaman tahunan : zaitun dan kelapa sawit.
- Biji-bijian
dari tanaman tahunan : kelapa, coklat, inti sawit, babassu, cohune dan
sejenisnya.
- Bersumber
dari hewan :
- Susu hewan peliharaan : lemak susu.
- Daging hewan peliharaan : lemak sapi dan turunannya oleostearin, oleo oil dari oleo stock, lemak babi dan muttor tallow.
Adapun perbedaan umum antara lemak nabati
dan hewani adalah :
1) lemak hewani mengandung kolesterol
2) kadar asam lemak tidak
jenuh pada lemak hewani lebih kecil dari lemak nabati
3) lemak hewani mempunyai bilangan Reichert-Meissl lebih besar dari bilangan
Polenske lebih kecil dibandingkan dengan minyak nabati.
Lemak nabati dan hewani dapat diklasifikasikan
bedasarkan sifat fisiknya berikut dengan contohnya :
- Lemak
nabati, seperti : lemak biji coklat, inti sawit, cohune, babassu,
tengkawang, nutmeg butter, shea butter.
- Lemak
hewani :
a. Lemak susu (butter fat), seperti : lemak
dari susu sapi, kerbau, kambing, dan domba.
b. Hewan peliharaan, seperti : lemak babi,
skin grease, mutton tallow, lemak tulang, lemak/gemul wool.
Lemak dalam tanaman dibentuk dalam sel hidup yang merupakan hasil dri serangkaian reaksi yang
kompleks alam proses metabolisme.
Molekul lemak disintesa dengan proses
kondensasi dari suatu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Molekul
asam lemak dan gliserol tersebut dibentuk dari hasil oksidasi karbohidrat
secara proses metabolisme berlangsung.
Proses pembentukan lemak dalam tanaman terdiri
dari tiga tahap, yaitu :
- Sintesa
gliserol.
Gilserol disintesa dari dihidroksi aseton
fosfat, yang merupakan salah satu hasil penguraian fruktosa difosfat oleh enzim
oleh aldose dalam tanaman. Dihidroksi aseton fosfat direduksi menjadi gliserol
fosfat dan akhirnya diubah menjadi gliserol dengan proses de-phaphorilase.
- Sintesa
asam lemak.
Asam lemak dihasilakan dari reaksi dua
persenyawaan yang m,engandung karbon, yang etrbentuk selama proses metabolisme
misalnya asam asetat, asetaldehida, dan alkohol (etanol). Dalam kondisi
anaerob, asam lemak dalam tanaman disintesa oleh bakteri tertentu. Sebagai
contoh adalah sintesa asam butirat dan asam kaproat oleh bakteri Clostridium Kluyveri,
dengan reaksi sebagai berikut :
2
CH3OH + CH3COOH ==> CH3(CH2)2COOH + H2O
Asambutirat
C2H5OH + CH3COOH ==> CH3(CH2)4COOH + 2H2O
Asamkaproat
3. Kondensasi gliserol dan asam lemak sehingga membentuk lemak.
Proses
pembentukan lemak atau minyak dalam tanaman merupakan proses esterifikasi
gliserol dengan asam lemak. Sebagai contoh adalah proses pembentukan palmitin.Enzim
lipase biasanya terdapat dalam biji-bijian yang dapat mengandung lemak misalnya
kacang kedele, biji jarak, biji bunga matahari, biji jagung dan juga terdapat
dalam daging hewan serta beberapa jenis bakteri.Lemak hewani bersumber dari tubuh
hewan, yang terdapat dalam jaringan adipose. Jenis-jenis lemak hewani yang
telah banyak dikenal adalah lemak susu, kuning telur, lemak sapi, lemak
babi,lemak sumsum, lemak ayam, lemak ikan paus, ikan hiu, dan sebagainya.
2.2 Proses Pemecahan Lemak (Fat Splitting)
Minyak atau lemak dapat
dihidrolisis atau dipecah menjadi zat asam yang mengandung lemak dan gliserin,
reaksinya sebagai berikut :
reaksi fat splitting |
Pada suhu kamar minyak berwujud
fase cair sedangkan lemak dalam fase padat. Karakteristik trigliserida
ditentukan oleh komponen asam lemak pembentuknya. Karena sebagian besar dari
komponen trigliserida adalah asam lemak. Trigliserida yang direaksikan dengan
air pada temperatur dan tekanan tertentu akan menghasilkan lemak dan gliserol.
Sepanjang langkah awal, reaksi berproses pelan-pelan,
karena dibatasi oleh daya larut air dalam fase minyak. Pada langkah yang kedua
, reaksi berproses dengan cepat yang disempurnakan dengan semakin besarnya daya
larut air dalam zat asam yang mengandung lemak itu. Langkah yang akhir ditandai
oleh suatu reaksi penyusutan zat asam yang mengandung lemak.
Peningkatan tekanan dan temperatur
dapat mempercepat reaksi itu oleh karena daya larut air juga meningkat dalam
fase minyak dan tenaga pengaktifan lebih tinggi. Temperatur, merupakan suatu
efek penting. Dalam suatu peningkatan temperatur dari 150 ke 220 oC
dapat meningkatkan daya larut air dua sampai tiga kali.
Kehadiran sejumlah kecil asam
mineral, seperti asam belerang atau oksida metal tertentu, seperti seng atau
oksida magnesium, dapat mempercepat reaksi. Oksida metal ini adalah katalisator
yang baik, yang dapat membantu pembentukan emulsi.
Proses pemisahan lemak ( fat splitting ) ada 4 (empat) macam :
( 1 ) Proses Twitchell
Proses twitchell adalah proses yang mula-mula
dikembangkan pada pemisahan lemak. Proses ini masih menggunakan cara yang
sederhana, disebabkan murah serta kemudahan dari instalasi dan operasi. Tetapi
proses ini membutuhkan energi yang besar
dan kualitas produk yang rendah. Proses pemisahan menggunakan reagen
Twitchell dan H2SO4 sebagai katalis dalam hidrolisis.
Reagennya adalah campuran dari oleic atau asam lainnya dengan naptalen
tersulfonasi.
Operasi terjadi dalam suatu wooden lead-lined, atau tong tahan asam. Kandungan yang terdiri
dari air yang jumlahnya ± ½ dari lemak, H2SO4 1-2 % dan
reagen Twitchell 0,75-1,25 % dipanaskan sampai mendidih pada tekanan atmosfer
selama 36-48 jam, menggunakan steam terbuka. Proses biasanya diulangi dua
sampai empat kali, fasa tiap tahap menghasilkan larutan gliserin dan air. Pada
tahap akhir, air ditambahkan dan campuran dipanaskan kembali hingga mendidih
guna mencuci asam yang tertinggal.
Pada periode reaksi yang panjang, steam yang
dibutuhkan menjadi tinggi dan diskolorisasi asam lemak tidak merata sehingga
pemakaian proses ini tidak menguntungkan.
Proses Twitchell.
|
( 2 ) Proses Autoclave
Batch
Proses ini adalah metode komersial yang membutuhkan
waktu yang cukup lama dalam pemisahan. Asam yang disediakan harus dalam jumlah
yang cukup banyak untuk menghasilkan zat ligh-clored.
Proses ini lebih cepat dibandingkan dengan proses Twitchell, butuh waktu selama
6-10 jam sampai selesai. Pemisahan menggunakan katalis zinc, Mg atau kalsium
oksida. Dari semua katalis yang paling aktif adalah zinc. Sekitar 2-4 % katalis
digunakan dan sejumlah dari serbuk zinc ditambahkan untuk meningkatkan warna
dari asam lemak.
Autoclave merupakan silnder yang tinggi, dengam
diameter 1220-1829 mm dan tinggi 6-12 m dibuat dari alloy yang tahan terhadap
korosi (corrosion-resistant alloy)
dan terlindungi secara penuh. Penginjeksian steam menyebabkan terjainya
pengadukan, meskipun pada beberapa kondisi digunakan mesin pengaduk.
Dalam operasi, autoclave diisi dengan lemak dan air
yang jumlahnya (sekitar ± ½ dari lemak) dan katalis. Steam dihembuskan guna
menggantikan udara terlarut dan autoclave ditutup. Steam yang digunakan untuk menaikkan
tekanan sampai 1135 kPa dan diinjeksikan secara kontiniu, sementara sebagian
kecil kisi-kisi menjaga agitasi dan tekanan operasi. Konversi dapat dicapai
lebih dari 95% setelah 6-10 jam.
Isi dari autoclave dipindahkan ke tangki, dimana
terbentuk asam lemak dibagian atas dan gliserin pada bagian bawah. Asam lemak
yang terbentuk ditambahkan asam mineral untuk memisahkan kandungan sabun dan
selanjutnya dilakukan pencucian kembali guna memisahkan sisa asam mineral.
Proses Autoclave Batch
|
( 3 ) Proses Kontinu
Proses kontiniu merupakan proses
pemisahan lemak dengan menggunakan suhu dan tekanan yang tinggi. Proses
pemisahan asam lemak lebih dikenal dengan proses Coltage-Emery, merupakan metode yang paling efisien dalam
hidrolisis lemak. Suhu dan tekanan tinggi dipergunakan untuk mempercepat waktu
reaksi. Aliran counter current dipenuhkan oleh minyak dan air guna menghasilkan
suatu derajat pemisahan yang maksimal tanpa memerlukan katalis.
Menara pemisah merupakan bagian utama dari proses
ini. Kebanyakan dari menara pemisah mempunyai konfigurasi sama dan dioperasikan
dengan cara yang sama. Tergantung dari kapasitas, menara bisa berkapasitas pad
diameter 508-1220 mm dengan tinggi 18-25 m dan terbuat dari bahan tahan korosi
seperti baja stainless 316 atau campuran logam yang dirancang untuk beroperasi
pada tekanan sekitar 5000 kPa.
Gambar 4 menunjukkan suatu
rancangan Single-stage Countercurrent
splitting, lemak terdegradasi pada sebuah cincin sparge bagian tengah sekitar 1 meter dari
dasar dengan sebuah pompa bertekanan tinggi. Air terdapat pada bagian atas
dengan perbandingan 0-50% dari berat lemak. Temperatur pemisahan yang tinggi
(250-260 oC) cukup menjamin penghancuran fase air pada minyak.
Volume kosong menara digunakan sebagai tempat
reaksi. Lemak mentah lewat sebagai fase yang saling bersentuhan dari dasar atas
menara, sementara cairan lebih berat mengalir turun sebagai fase terdispersi
dalam bentuk campuran lemak dan asam. Derajat pemisahan dapat dicapai hingga
99%. Proses continiu countercurrent tekanan tinggi memecah lemak dan minyak
dengan lebih efisien dari pada proses lain dengan lama reaksi 2-3 jam.
Konsumsi utilitas untuk per ton umpan adalah
:
Steam (6000 kPa) 190 kg
Air pendingin (20oC) 3 m3
Energi elektrik 10 kWj
Air
proses 0,6 m3
Single-stage
countercurrent splitting.
|
( 4 ) Pemecahan secara enzimatis
Lemak dan minyak dapat dihidrolisis dengan enzim alami. Pemecahan lemak dengan enzim telah dilakukan melalui percobaan. Tetapi saat ini prosesnya tidak begitu dianggap penting karena biayanya yang mahal dan waktu reaksinya yang lama.
2.3.
Perbandingan Beberapa Proses Fat Splitting
2.3.1.
Proses Twitchell
o
Suhu (oC) : 100-105
o
Katalis : Asam alkil - aril sulfonat atau siklo
alifatik
o
Waktu (jam) : 12-48
o
Perolehan : 85-98 %, larutan gliserol 5-15 %
bergantung pada jumlah tahap dan jenis lemak.
o
Keuntungan : -
Suhu dan tekanan rendah
-
Biaya
investasi awal relatif rendah
o
Kelemahan : - Waktu
reaksi lama
-
Konsumsi
steam tinggi, cendrung membentuk asm berwarna gelap
-
Perlu
lebih dari satu tahap untuk mendapatkan perolehan tinggi
-
Pengendalian manual
-
Biaya
tenaga kerja tinggi
2.3.2.
Proses Autoclave Batch
o
Suhu (oC) : 150-240
o
Katalis : Seng, kalsium atau magnesium oksida
o
Tekanan (MPag) : 2,9-10,0
o
Waktu (jam) : 2-10
o
Perolehan : 85-98 %, larutan gliserol 10-15 %
bergantung pada jumlah tahap dan jenis lemak.
o
Keuntungan : -
Dapat diadaptasikan untuk skala kecil
-
Biaya
investasi awal lebih murah dari pada proses kontinu
-
Lebihcepatdaripada proses twitchell
o
Kelemahan : - Investasi awal agak tinggi
-
Waktu
reaksi lebih lambat dari pada proses kontinu
-
Otomalisasi
pengendalian lebih sukar dibanding proses kontinu
-
Biaya
tenaga kerja tinggi
-
Perlu
lebih dari satu tahap untuk mendapatkan perolehan lebih baik
2.3.3.
Proses Kontinu
o
Suhu (oC) : 250
o
Katalis : opsional
o
Waktu (jam) : 2-3
o
Perolehan : 97-99 %, larutan gliserol 10-25 %
bergantung pada jumlah tahap dan jenis lemak.
o
Keuntungan : -
Tidak butuh ruangan yang luas
-
Kualitas
produk lebih seragam
-
Perolehan
lebih tinggi
-
Konsentrasi
gliserin lebih tinggi
-
Biaya
operasional lebih murah
-
Pengendalian
lebih akurat karena otomatis
o
Kelemahan : - Investasi awal tinggi
-
Suhu
dan tekanan tinggi
-
Perlu
tingkat keahlian penanganan yang tinggi
2.3.4.
Proses Secara Enzimatis
o
Suhu (oC) : 25-46
o
Katalis : Lipase dari candida rugosa, Aspergillus niger dan Rhizopus arrhizus
o
Waktu (jam) : 48-72
o
Perolehan : 98 %
o
Keuntungan : Perolehan
lebih tinggi
o
Kelemahan : -
Waktu reaksi lama
-
Investasi
awal tinggi
2.4. Penyulingan Asam Lemak dan Operasi Fraksionasi
Zat asam yang mengandung lemak
diproduksi dari proses pemecahan lemak yang dibersihkan dan dibersihkan dengan
penyulingan dan fraksinasi.
Penyulingan zat asam yang mengandung lemak kasar.
Zat asam yang mengandung lemak
sangat sensitif bila dipanaskan, dioksidasi, dan dapata menimbulkan karat. Ini
berkaitan dengan asam reaktif yang mengandung rantai karbon. Faktor ini
dipertimbangkan berdasarkan perancangan unit penyulingan dan parameter operasi.
Penyulingan dibawa ke ruangan yang hampa dan menurunkan temperatur sehingga
memperpendek waktu proses.
Teknik perancangan kebanyakan unit
penyulingan menonjolkan kehampaan tinggi dengan tidak mengalami kebocoran
udara, pemanasan efektif untuk mencapai waktu kontak yang pendek, peredaran
yang baik untuk transfer massa antara uap air dan air kondensasi, dan pemakaian
uap air. Pengaturan internal dari kolom penyalur dengan tujuan yang terakhir
tentang keberhasilan sasaran hasil desain
diikuti langkah-langkah yang berbasis proses adalah sama. Gambar 5 dan 6
menunjukkan penyulingan zat asam yang mengandung lemak oleh Badger dan Lurgi.
Badger’s Continuous Fatty Acid Distillation |
Lurgi’s Continuous Fatty Acid
Distillation
|
Zat asam yang mengandung lemak kasar
dikeringkan melewati bawah ruang hampa dan dimasukkan pada unit destilasi,
dioperasikan pada suatu ruang hampa 1,2 kPa atau temperatur kira-kira 200°C.
Uap air disajikan untuk meningkatkan peredaran dan mengurangi tekanan parsial,
dengan menurunkan temperatur dan mengurangi penurunan degradasi. Panas
memudahkan pengurangan kotoran seperti halnya bau dan warna dari uap air yang
meninggalkan sistem itu. Lemak yang disaring mempunyai warna putih dan bebas
dari ketidakmurnian.
Akhirnya diperoleh komponen didih
yang tinggi, kualitas yang rendah, yang dapat dipisahkan lagi atau didaur ulang
secara langsung atau penyulingan kembali. Hasil samping atau residu adalah
material polymerized, yang mana dibuang oleh campuran minyak yang bersifat sisa
dan dapat digunakan sebagai ketel uap. Mungkin juga dapat digunakan sebagai
bahan aditif aspal.
Kalau kelebihan air batasnya sampai berapa persen ya.?
ReplyDelete